Selasa, 22 Maret 2011

Danau Sentani - Jayapura

Danau Sentani

Wisata PapuaQ - Pada masa penjajahan Belanda dahulu, Jayapura di sebut dengan Hollandia. Dulu Jayapura adalah ibukota dari Porpinsi Irian Jaya, namun setelah melalui proses pengembangan daerah, sekarangJayapura adalah Ibukota Propinsi Papua. Jayapura mempunyai pengunungan indah yang menghadap ke arah Teluk Yos Sudarso dan Teluk Yotefa, seakan mempunyai bentuk tapal kuda yang berada di ketinggian.
    Di dataran yang tinggi tersebut, kita bisa melihat kota yang berada di tepi pantai, dan hamparan Samudra Pasifik yang berair biru dan tenang. Jayapura adalah sebuah kota pantai dan pelabuhan yang terletak tepat di teluk Jayapura. Jayapura disajikan indahnya hamparan permadani biru yang luas dan bersih. Disini, jiwa kita bisa tenang, damai, dan tentram. Bagi anda yang berminat untuk menjelajahi alam Jayapura, perjalanan melalui udara dapat kita tempuh, dari Jakarta dengan waktu kurang lebih 8 jam perjalanan.
    Danau Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua, adalah salah satu danau terelok di Indonesia. Karenanya, tak salah jika warga Papua menggadangnya menjadi salah satu kawasan wisata dunia. Demi mewujudkan mimpi itu, Pemerintah Kabupaten Jayapura setiap tahun menggelar Festival Danau Sentani (FDS). Festival Danau Sentani pada tahun ini akan berlangsung pada 19-23 Juni 2010, mendatang.
“Ini merupakan kali ketiga, event tahunan ini digelar oleh kabupaten Jayapura,” kata Bupati kabupaten Jayapura, Habel Melkias Suwae, di Jayapura.
  Pemerintah Kabupaten Jayapura ingin menjadikan FDS sebagai atraksi pariwisata andalan dalam menarik kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri, sekaligus menjadikan kabupaten yang dipimpin bupati Habel melkias Suwae itu menjadi tujuan wisata utama di Papua.
      FDS telah ditetapkan sebagai festival tahunan dan masuk dalam kalendar pariwisata utama. Pagelaran FDS 2010 dipastikan akan lebih banyak menyedot animo wisatawan asing dan nusantara.
Menurut ketua panitia penyelenggara FDS 2010, Ir Anna Sawai, Festival Budaya Danau Sentani merupakan embrio untuk menjadikan Jayapura sebagai kota Budaya dan Pariwisata terkemuka di Indonesia.
    Festival tersebut juga berfungsi untuk melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat setempat, serta menjadikan sebagai atraksi dan daya tarik dalam kegiatan kepariwisataan yang pada akhirnya akan menyejahterakan masyarakat.
Selama hari penyelenggaraan FDS akan digelar dengan berbagai pertunjukan dan atraksi dari masyarakat adat yang bermukim di sekitar danau terluas kedua di Indonesia itu.

         Loving Culture For Our Future
Penyelenggaraan FDS akan menghadirkan beragam pesona Papua dengan mengusung tema Loving Culture For Our Future atau “Cinta Budaya Untuk Masa Depan”.
Bupati Habel Melkias Suwae mengatakan tema ini untuk memotivasi segenap warga masyarakat untuk mencintai keberadaan rakyat Papua sebagai manusia berbudaya melalui penguatan karakter budaya dengan menjaga dan melestarikan alam, khususnya komunitas adat Danau Sentani.
       FDS 2010 diselenggarakan dengan membawa tiga konsep utama yakni konsep pagelaran, pameran, serta konsep wisata. Adapun penjabarannya yakni konsep pagelaran akan menghadirkan atraksi dan lomba budaya dengan tampilan tarian kolosal khas Papua dan Indonesia, musik dan lagu, permainan tradisional rakyat, lomba seni dan budaya serta atraksi seni lainnya.
FDS 2010 juga ditujukan untuk promosi, investasi dan perdagangan melalui stan-stan yang memamerkan potensi ekonomi di Papua seperti pertambangan, kehutanan, perikanan, perkebunan serta pariwisata.

“Kami berharap pameran ini bisa membuka pintu penanaman modal dan prospek ekonomi di bumi Kenambai Umbai Jayapura dan bumi Cenderawasih Papua,” papar Bupati Habel Melkias Suwae.

      Sedangkan konsep wisata FDS 2010 menawarkan masyarakat untuk menikmati tur wisata menarik keliling Danau Sentani dan sekitarnya. Tur wisata ini antara lain fieldtrip Danau Sentani, fieldtrip Kampung Wisata Laut Tablanusu, seremoni Tugu Sejarah Jepang masa Perang Dunia II di Kampung Genyem dan lain sebagainya.
     Selain itu, rangkaian kegiatan lainnya adalah kuliner khas Papua dan Nusantara, pameran pesona anggrek dan tanaman hias khas Papua, kios buku budaya dan sejarah Papua, serta pesona kembang api malam di atas Danau Sentani.
    Selain pesona danau Sentani, Kabupaten Jayapura banyak mempunyai tempat wisata dengan panorama indah yang tidak dimiliki daerah lainnya di Indonesia dan juga tempat-tempat bersejarah terutama peninggalan Perang Dunia II.
“Pada dasarnya konsep FDS tahun ini dikemas lebih modern namun tidak menghilangkan nilai budaya Papua pada umumnya dan Sentani pada khususnya,” kata Habel Melkias Suwae.
Dukungan
     Ketua Panitia FDS 2010, Ir Anna O.S.H.Sawai mengatakan, pesta budaya akbar tahunan ini mendapat dukungan penuh dari segenap lapisan masyarakat Kabupaten Jayapura dan seluruh tanah Papua. Masyarakat adat Sentani- Jayapura berjanji akan menjadi tuan rumah yang baik yang kan menyambut wisatawan di kawasan wisata Danau Sentani.
    Ia katakan, dukungan masyarakat atas terselenggaranya pesta budaya yang akbar ini tampak dari pertisipasi masyarakat dalam mempersiapkan festival ini. Semuanya bekerja dengan semangat gotong royong. “Satu Utuh Ceria Berkarya Menuju Kejayaan atau Helem Foi…Kenambai Umbai.”
     Pemangku adat atau Ondoafi se-wilayah Sentani antara lain melalui Ketua Badan Otorita Adat Sentani, Franzalbert Yoku telah memberikan dukungan moril demi keberhasilan pesta budaya ini.
“Pada hakekatnya, kami para Ondoafi sangat mendukung usaha Pemkab Jayapura dalam mengangkat budaya dan tradisi masyarakt adat Sentani. Untuk itu, mari kita bahu membahu dan penuh tanggungjawab menyukseskan pesta rakyat,pesta budaya kita bersama,” kata Franzalbert Yoku.

    Wujud kepedulian dan dukungan semua pihak di kabupaten Jayapura mulai terlihat saat pemerintah setempat bersama masyarakatnya terus bergotong-royong “mendandani” arena FDS yang terletak di kawasan wisata Kalkote, Distrik Sentani Timur. Ir Anna O.S.H. Sawai mengatakan pemerintah dan masyarakat Kabupaten Jayapura merupakan tuan rumah pesta budaya tersebut sehingga penataan lokasi pelaksanaan FDS akan lebih banyak menyedot perhatian untuk diperbaiki dan dibenahi. “Semuanya dibenahi. Ini demi kepuasan para tamu,” katanya.
Pembenahan dilakukan pada fasilitas seperti arena atraksi seni-budaya, panggung, gerai pameran, jalan masuk lokasi dan sebagainya.

“Jalan masuk ke arena sudah diperlebar, stan yang tadinya hanya menggunakan atap daun sagu akan diganti semi permanen sementara stan di sebelah Barat arena FDS akan ditambah. Lapangan upacara akan diratakan sehingga tidak tergenang air,” ujarnya.

    Hingga saat ini telah tercatat sedikitnya 1.600 penari tradisional Papua, yang kebanyakan kaum perempuan berpakaian tradisional dari kulit kayu dan daun-daunan, telah siap meriahkan pesta budaya FDS 2010.
    Selain itu digelar latihan berbagai atraksi seni-budaya khas Jayapura khususnya dan Papua pada umumnya serta sosialisasi pelaksanaan FDS melalui berbagai media massa cetak dan elektronik.
Ketua Panitia FDS 2010, Ir Anna Sawai, memaparkan, pesta akbar ini juga akan dihadiri Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Ir Jero Wacik, Gubernur Provinsi Papua Barnabas Suebu.
      Selain itu, sebuah tugu memorial Perang Dunia II sudah dibangun dan akan diresmikan pada hari itu juga. Sesuai rencana peresmian tugu tersebut dihadiri Duta Besar Jepang untuk Indonesia.
Untuk memperkental budaya adat Sentani, seluruh undangan yang hadir termasuk Menteri Jero Wacik akan mengenakan batik motif Papua, dan akan disambut meriah ribuan penari tradisional ketika memasuki arena pesta budaya FDS tersebut.

    Upacara pembukaan FDS itu berlangsung di bibir danau Sentani. Semua peserta akan berdiri atau duduk menatap danau yang punya panorama yang sangat indah. Sama seperti FDS sebelumnya, pekik sorak, gegap gempita ribuan penari tradisional dipastikan akan membahana di Kalkote yang dipilih menjadi pusat penyelenggaraan pesta budaya tahunan itu.
Sentani
     Danau Sentani adalah danau dengan luas lebih dari 110 kilometer persegi.Terdapat 21 buah pulau kecil menghiasi danau yang indah ini. “Sentani berarti di sini kami tinggal dengan damai,” kata Habel mengutip pernyataan Sang pekabar Injil itu.
Bupati Jayapura, Habel Melkias Suwae menjelaskan pertama kali nama Sentani disebut oleh seorang Pendeta Kristen BL Bin ketika melaksanakan tugas pekabaran Injil di wilayah danau ini pada tahun 1898.

     Di danau Sentani dikembangkan perikanan air tawar. Terdapat 29 spesies ikan air tawar dan tiga di antaranya merupakan spesies asli Danau Sentani. Ikan Gabus merupakan salah satu spesies asli danau Sentani yang tidak terdapat di daerah atau negara lain di dunia.
Pelaksanaan FDS akan dilaksanakan pada 19 Juni -23 Juni di Pantai Kalkote, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, kurang lebih 3 kilometer dari pusat Kota Sentani, ibukota Kabupaten Jayapura dan dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan, baik roda dua maupun empat dan perahu.

Sumber: griyawisata.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar